

Populasi minoritas Muslim dan imigrasi Muslim mendapat perhatian politik yang besar. Pasca serangan 11 September, Muslim dan dunia Arab dianggap sebagai suatu ancaman.

Menurut Bat Ye'or, teoriwan Eurabia paling berpengaruh saat ini, nawala tersebut diterbitkan bekerja sama dengan France-Pays Arabes (jurnal Association de solidarité franco-arabe atau ASFA), Middle East International (London), dan Groupe d'Etudes sur le Moyen-Orient (Jenewa). Įurabia merupakan judul nawala ( newsletter) yang diterbtikan tahun 1970-an oleh Comité européen de coordination des associations d'amitié avec le monde Arabe, a Euro-Arab friendship committee. Beberapa akademisi menganggap konsep Eurabia sebagai teori konspirasi Islamofobia. Pew Research Center menulis bahwa "data yang kami miliki sama sekali tidak mengarah ke konsep 'Eurabia'", dan data tersebut memperkirakan bahwa persentase Muslim akan naik menjadi 8% pada tahun 2030. Meski sejumlah pakar demografi ternama percaya bahwa populasi Muslim di Eropa akan terus bertambah, kemungkinan adanya mayoritas Muslim di Eropa nanti kecil sekali. Teori konspirasi ini sering disamakan dengan teori konspirasi antisemit seperti The Protocols of the Elders of Zion atau Zionist Occupation Government. Ada pula beberapa pernyataan lain dalam teori ini, salah satunya adalah pemegangan kendali atas birokrat pemerintahan, kaum intelegensia, dan pemimpin politik Eropa.

Pernyataan yang paling umum dari teori ini adalah transisi demografi Eropa yang berlangsung begitu cepat dilakukan oleh "para politikus dan pegawai negeri Eropa”, dan hal ini akan menciptakan mayoritas masyarakat Muslim yang suatu saat akan bersikap kasar terhadap negara induk atau negara yang telah menaungi mereka.

Kata ini digunakan oleh aktivis beraliran kanan dan anggota gerakan kontrajihad. Sejumlah teori konspirasi serupa juga dikembangkan dari "teori konspirasi induk" Littman. Menurut Littman, kata ini memiliki makna teori konspirasi ketika negara-negara Eropa dan Arab berusaha mengislamisasi dan mengarabisasi Eropa sehingga melemahkan budaya asli Eropa dan menggagalkan hubungan Eropa dengan Amerika Serikat dan Israel. Konsep ini dicetuskan oleh penulis Gisele Littman (dengan nama pena Bat Ye'Or) pada awal 2000-an.
